Halaman

Saturday, November 9, 2019

13. R E C T I F I E R

 RECTIFIER 
~~~~~~~~~~~~~



PENGERTIAN RECTIFIER (PENYEARAH GELOMBANG)
            Pengertian Rectifier (Penyearah Gelombang) dan Jenis-jenisnya – Rectifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penyearah Gelombang adalah suatu bagian dari Rangkaian Catu Daya atau Power Supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC (Alternating Current) menjadi sinyal DC (Direct Current). Rangkaian Rectifier atau Penyearah Gelombang ini pada umumnya menggunakan Dioda sebagai Komponen Utamanya. 
              
              Hal ini dikarenakan Dioda memiliki karakteristik yang hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Jika sebuah Dioda dialiri arus Bolak-balik (AC), maka Dioda tersebut hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya lagi diblokir. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar dibawah ini :

Jenis-jenis Rectifier (Penyearah Gelombang)
Pada dasarnya, Rectifier atau Penyearah Gelombang dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Half Wave Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang)
2. Full Wave Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh).


1) Half Wave Rectifier 
    (Penyearah Setengah Gelombang)


            Half Wave Rectifier atau Penyearah Setengah Gelombang merupakan Penyearah yang paling sederhana karena hanya menggunakan 1 buah Dioda untuk menghambat sisi sinyal negatif dari gelombang AC dari Power supply dan melewatkan sisi sinyal Positif-nya.
              
                Pada prinsipnya, arus AC terdiri dari 2 sisi gelombang yakni sisi positif dan sisi negatif yang bolak-balik. Sisi Positif gelombang  dari arus AC yang masuk ke Dioda akan menyebabkan Dioda menjadi bias maju (Forward Bias) sehingga melewatkannya, sedangkan sisi Negatif gelombang arus AC yang masuk akan menjadikan Dioda dalam posisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat sinyal negatif tersebut.

2) Full Wave Rectifier 
     (Penyearah Gelombang Penuh)

          Terdapat 2 cara untuk membentuk Full Wave Rectifier atau Penyearah Gelombang Penuh. Kedua cara tersebut tetap menggunakan Dioda sebagai Penyearahnya namun dengan jumlah Dioda yang berbeda yaitu dengan menggunakan 2 Dioda dan 4 Dioda. Penyearah Gelombang Penuh dengan 2 Dioda harus menggunakan Transformer CT sedangkan Penyearah 4 Dioda tidak perlu menggunakan Transformer CT, Penyearah 4 Dioda sering disebut juga dengan Full Wave Bridge Rectifier.

2.A) Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda
        Seperti yang dikatakan diatas, Penyearah Gelombong Penuh 2 Dioda memerlukan Transformer khusus yang dinamakan dengan Transformer CT (Centre Tapped). Transformer CT memberikan Output (Keluaran) Tegangan yang berbeda fasa 180° melalui kedua Terminal Output Sekundernya. Perbedaan Fase 180° tersebut dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :

       Di saat Output Transformer CT pada Terminal Pertama memberikan sinyal Positif pada D1, maka Terminal kedua pada Transformer CT akan memberikan sinyal Negatif (-) yang berbeda fasa 180° dengan Terminal Pertama. 
         
       D1 yang mendapatkan sinyal Positif (+) akan berada dalam kondisi Forward Bias (Bias Maju) dan melewatkan sisi sinyal Positif (+) tersebut sedangkan D2 yang mendapatkan sinyal Negatif (-) akan berada dalam kondisi Reverse Bias (Bias Terbalik) sehingga menghambat sisi sinyal Negatifnya.

            Sebaliknya, pada saat gelombang AC pada Terminal Pertama berubah menjadi sinyal Negatif maka D1 akan berada dalam kondisi Reverse Bias dan menghambatnya. Terminal Kedua yang berbeda fasa 180° akan berubah menjadi sinyal Positif sehingga D2 berubah menjadi kondisi Forward Bias yang melewatkan sisi sinyal Positif tersebut.

2.B) Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda 
        (Bridge Rectifier)

        Penyearah Gelombang Penuh dengan menggunakan 4 Dioda adalah jenis Rectifier yang paling sering digunakan dalam rangkaian Power Supply karena memberikan kinerja yang lebih baik dari jenis Penyearah lainnya. 
        
    Penyearah Gelombang Penuh 4 Dioda ini juga sering disebut dengan Bridge Rectifier atau Penyearah Jembatan.

                 Berdasarkan gambar diatas, jika Transformer mengeluarkan output sisi sinyal Positif (+) maka Output  maka D1 dan D2 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal Positif tersebut sedangakan D3 dan D4 akan menghambat sinyal sisi Negatifnya. Kemudian pada saat Output Transformer berubah menjadi sisi sinyal Negatif (-) maka D3 dan D4 akan berada dalam kondisi Forward Bias sehingga melewatkan sinyal sisi Positif (+) tersebut sedangkan D1 dan D2 akan menghambat sinyal Negatifnya.


2.C) Penyearah Gelombang yang dilengkapi dengan 
        Kapasitor

          Tegangan yang dihasilkan oleh Rectifier belum benar-benar Rata seperti tegangan DC pada umumnya, oleh karena itu diperlukan Kapasitor yang berfungsi sebagai Filter (Penyaring) untuk menekan riple yang terjadi pada proses penyearahan Gelombang AC. Kapasitor yang umum dipakai adalah Kapasitor jenis ELCO (Electrolyte Capacitor).


-----------------------------------------
----------------------
-----------
-----

Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)
                Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor) – Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan cara yang paling ekonomis  dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current).

                   Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya.  Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC.  DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

                  Sebuah DC Power Supply atau Adaptor  pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.
                       
                       Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini. Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya. Prinsip kerja DC Power Supply (Diagram Blok DC Power Supply)


Prinsip Kerja DC Power Supply (Adaptor)
               Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.

1) Transformator (Transformer/Trafo)
            Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). 
            Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. 
        Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.Transformator Step Down


2) Rectifier (Penyearah Gelombang)
                Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda. 

            Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.Rangkaian Dioda Rectifier (Penyearah).


3) Filter (Penyaring)
             Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).Rangkaian Filter (Penyaring)



4) Voltage Regulator (Pengatur Tegangan)
           Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
         Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan).Rangkaian IC Fixed Voltage Regulator.





Reverensi :
https://teknikelektronika.com



Maaf Masih Berantakan.....Bersambung

To Be Continue.......

Friday, October 18, 2019

Index

This Me (Technology Is Mind Concept)...










Penggunaan teknologi yang tepat guna merupakan bagian dari penciptaan teknologi adaptiv. Mengadaptasi kebutuhan pengguna dan dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna.

Konsep berfikir kreatif juga sangat diperlukan agar kemudaahan dalam mengoperasikan teknologi menjadi ramah / friedly operate. Problem dalam menggunakan teknologi baru pastinya akan terjadi akan tetapi dengan pembiasaan dalam penggunaan hal tersebut akan mempermudah menjadi hal umum karena pembiasaan.Dalam situasi saat ini e-learning berperan penting dalam dunia pendidikan dikarenakan situasi COVID-19 (Corona Virus) menyebar keseluruh dunia dan menjadi waspada akan keselamatan dan kesehatan dalam pendidikan. Pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 dilakukan dengan melakukan SOCIAL DISTANCE  sampai dengan skala besar. 

Dunia pendidikan berinovasi agar tetap melaksanakan fungsi tugasnya melakukan edukasi, teknologi pembelajaran jarak jauh pun dilakukan dengan berbagai media pembelajaran.Para pendidik dan pengajar mengolah diri dan meningkatkan keterampilan dalam penggunaan E-Learning teknoogi pembelajaran jarak jauh. 



....The Power Of Technology Is Mind Concept.....

___R.o.b.i.a.n.s.y.a.h-------
       Teacher & Lecturer 


Great Honor Visiting My Venue Link Below : 
Instagram   Facebook    Wix.Site   YouTube

Kendali Logika Terprogram

TARGET BELAJAR
KENDALI LOGIKA TERPROGRAM
MATA KULIAH
: Kendali Logika Terprogram
BOBOT
: 3 SKS teori (1 SKS teori dan 2 SKS praktek)
STANDART KOMPETENSI
: Taruna/i mampu menjelaskan, memprogram dan mengaplikasikan kendali logika terprogram di bandara udara





NO
KOMPETENSI DASAR
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
SUMBER BELAJAR
1
Mampu menjelaskan konsep dan filosofi PLC
Konsep PLC
A. Konsep dan filosofi PLC.
B. Sejarah PLC.
C. Keuntungan dan kerugian PLC.
D. Jenis-jenis PLC.
1) Introduction to programmable logic controller.

2) Programmable logic controller.

3) Panduan praktis belajar PLC (Programmable Logic Controller).

4) Setiawan Iwan, Programmable logic controller (PLC) dan teknik perancangan sistem kontrol 2005, DELTA Publishing.

5) Bryan LA, Programmable Logic Controller, Theory and Implementation, second edition, 1997, Industrial Text Company.
2
Mampu menjelaskan struktur dan komponen PLC
Struktur PLC
A. Struktur PLC.
B. Komponen PLC.
C. Karakteristik PLC.
D. Memory.
3
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan input PLC
Input PLC
A. DC Input.
B. Sink & Sorces.
C. AC Input.
D. Analog input.
E. Wiring input.
4
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan output PLC
Output PLC
A. Diskrit output.
B. Relay output.
C. Solid state output.
D. Wiring output.
5
Mampu dan memprogram PLC
Bahasa pemrograman
A. Software PLC.
B. Download dan Upload.
C. Ladder Diagram.
D. Statement List.
6
Mampu memprogram dan mengaplikasikan instruksi dasar PLC
Instruksi dasar PLC
A. Pembacaan Input.
B. Pembacaan Output.
C. Internal Coil.
D. Logika PLC.
E. Self Holding.
7
Mampu memprogram dan mengaplikasikan timer dan counter
Timer dan counter
A. Jenis-jenis Timer.
B. Jenis-jenis Counter.
C. Pemakaian timer dan counter.
E. Aplikasi timer dan counter.
8
Mampu memprogram dan mengaplikasikan operasi data PLC
Operasi data
A. Pembacaan dan penulisan data.
B. Operasi logika.
C. Operasi aritmatika.
9
Mampu memprogram dan mengaplikasikan komunikasi PLC
Komunikasi PLC
A. Komunikasi PLC-PLC.
B. Komunikasi PC-PLC.
C. Protokol komunikasi.
10
Mampu mengaplikasikan PLC pada bandara udara
Aplikasi PLC di bandara
A. Lightning Sistem.
B. Air Conditioner.
C. Eskalator dan Lift.
D. Water pumping sistem.
E. Visual Aids

Dasar Teknologi Informasi

TARGET BELAJAR
DASAR TEKNOLOGI INFORMASI
MATA KULIAH
: Dasar Teknologi Informasi
BOBOT
: 2 SKS teori (1 SKS teori dan 1 SKS praktek)
STANDART KOMPETENSI
: Taruna/i memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memecahkan masalah saint dan teknik berbasis komputer





NO
KOMPETENSI DASAR
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
SUMBER BELAJAR
1
Mampu memahami sistem dan fungsi komputer
Pengantar Komputer.
A. Sistim Komputer.
B. Fungsi Komputer.
Pengenalan Komputer
2
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan perangkat keras komputer.
Pengenalan perangkat keras komputer.
Pengenalan Perangkat Keras Komputer:
A. Motherboard.
B. Prosesor.
C. ROM.
D. Ram.
E. Harddisk.
F. I/O.
G. Display.
3
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan perangkat lunak komputer.
Pengenalan perangkat lunak komputer.
A. Pengenalan sistim operasi.
B. Pengenalan Microsoft Office.
- Ms Word.
- Ms Excel.
- Ms Power Point.
4
Mampu menjelaskan dan mengapliasikan sistem jaringan.
Sistem jaringan.
A. Internet protokol.
B. Simple management networking.
C. Konfigurasi networking.
5
Mampu menjelaskan dan mendesain topologi jaringan.
Topologi jaringan.
A. Titik ke titik.
B. Jaringan bintang.
C. Jaringan cincin.
D. Jaringan Pohon.
E. Bus network konfigurasi.
F. LAN (Local Area Network).
G. MAN (Metropolitan Area Network).
H. WAN (Wide Area Network)
6
Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan berbasis internet.
Pengenalan Internet
A. Internet.
B. Search Engine.
C. Browse.
D. E-Mail.

Friday, August 9, 2019

12.SOLAR CELL

 SOLAR CELL 
~~~~~~~~~~~~~



A.   PRINSIP KERJA SOLAR CELL
                Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai kebumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem solar thermal.

        Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan  saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala  milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.

Struktur Sel Surya
      Sesuai dengan perkembangan sains&teknologi,jenis-jenis teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi surya akan dibahas di tulisan “Sel Surya : Jenis-jenis teknologi”). Dalam tulisan ini akan dibahas struktur dan cara kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).



Gambar disamping  menunjukan Struktur dari sel surya komersial yang menggunakan material silikon sebagai semikonduktor.(Gambar:HowStuffWorks) 





Ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri dari :
1.    Substrat/Metal backing.
       Substrat adalah material yang menopang seluruh komponen sel surya. Material substrat juga harus mempunyai konduktifitas listrik yang baik karena juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk  sel surya dye-sensitized  (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).

2.    Material semikonduktor
            Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama (silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya material Cu(In,Ga)(S,Se)(CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon, disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)(CZTS) dan Cu2O (copper oxide).
              Bagian semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas) dan  tipe-n (silikon tipe-n, CdS,dll)  yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga prinsip p-n junction dan sel  surya akan dibahas dibagian “cara kerja sel surya”.

3.    Kontak metal / contact grid
             Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian material semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif transparan sebagai kontak negatif.

4.    Lapisan antireflektif
         Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi. Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang dipantulkan kembali.

5.    Enkapsulasi / cover glass
Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi modul surya dari hujan atau kotoran.


Cara kerja sel surya
             Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar.   Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)  sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya.  Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.

Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan tipe-n (kelebihan elektron). (Gambar : eere.energy.gov)

          Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada  semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana  ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang, seperti diilustrasikan pada gambar.

B.   JENIS – JENIS SOLAR CELL
    1.    Monocrystalline Silicon
          Dari jenis panel surya yang pertama adalah Monocrystalline Silicon. Panel surya tipe ini menggunakan material silikon sebagai bahan utama penyusun sel surya. Material silikon ini diiris tipis menggunakan teknologi khusus. Dengan digunakannya teknologi inilah, kepingan sel surya yang dihasilkan akan identik satu sama lainnya dan juga memiliki kinerja tinggi.
          Tipe panel surya ini menggunakan sel surya jenis crystalline tunggal yang memiliki efisiensi yang tinggi. Secara fisik, tipe panel surya ini dapat dikenali dari warna sel hitam gelap dengan model terpotong pada tiap sudutnya.

2.    Polycrystalline
          Jenis panel surya ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dicairkan, setelah itu dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Kristal silikon dalam jenis panel surya ini tidak semurni pada sel surya monocrystalline. Jadi, sel surya yang dihasilkan tidak identik antara satu sama lainnya. Efisiensinya pun lebih rendah dari monocrystalline.
          Tampilan dari jenis panel surya ini tampak seperti ada motif pecahan kaca di dalamnya. Bentuknya adalah persegi, jadi kalau panel surya ini disusun, susunannya akan rapat dan tidak ada ruangan kosong yang sia-sia.

3.    Thin Film Solar Cell (TFSC) – wikipedia.org
           Jenis-jenis panel surya yang terakhir adalah thin film solar cell. Jenis panel surya ini dibuat dengan cara menambahkan sel surya yang tipis ke dalam sebuah lapisan dasar. Karena bentuk dari TFSC ini tipis, jadi panel surya ini sangat ringan dan fleksibel. Ketebalan lapisannya bisa diukur mulai dari nanometers hingga micrometers.




Reverensi :
https://janaloka.com
http://kokohrumahku.blogspot.com
https://www.solarcellsurya.com
https://teknologisurya.wordpress.com




Maaf Masih Berantakan.....Bersambung
To Be Continue.......