RANGKAIAN LISTRIK TENAGA
(RANGKAIAN DASAR PENGENDALI)
Pada kesempatan kali ini membahas pada konsep
perencanaan rangkaian dasar pengendali. Aplikasi yang diambil merupakan
aplikasi dasar yang mudah dipahami serta dapat dilaksanakan. Komponen yang
utama yang digunakan kontaktor magnit.
Rangkaian dasar pengendali
(PRPD) merupakan
suatu teknik pengontrolan yang digunakan untuk mengatur suatu operasi
yang saling terkait, terhubung atau terencana. Kontrol ini memiliki tiga kategori. Adapun kategori itu
adalah sebagai berikut:
a) Sistim melaksanakan
urutan berikutnya jika kondisi yang ditentukan sebelumnya terpenuhi (conditional
control).
b) Sistim melaksanakan
urutan berikutnya jika telah mencapai waktu yang telah ditentukan (time
schedule control).
c) Sistim dimana waktu
pelaksanaan atau interval waktu tidak penting, hanya urutan operasi
yang telah ditetapkan yang dipentingkan (executive control).
Rangkaian Kontrol biasanya terdiri dari:
a) Bagian yang
menerima informasi untuk proses / plant sebelum diberikan pada kontroller.
b) Kontroller
Sekuensial.
c) Bagian yang
mengolah informasi dari keluaran kontroller.
Bagian yang menerima informasi
untuk proses/plant sebelum diberikan ke kontroller seperti saklar,
sensor atau transduser. Adapun komponen – komponen pokok pada sistim
pengendalian adalah :
1. Saklar / Switch
Saklar
merupakan bagian terpenting dalam pengendalian, saklar memiliki spesifikasi dan
penggunaan yang berbeda – beda berdasarkan penggunaanya. Adapun saklar yang
akan dijelaskan pada buku ini adalah yang umum digunakan pada lapangan maupun
kebutuhan praktek sekolah.
1.1 Push Button Switch
Push
Button Switch merupakan suatu saklar
yang berfungsi ganda pada satu unitnya. Pertama Push Button ON dan yang kedua Push
Button OFF. Pada push button on apabila ditekan maka akan mengalirkan arus
listrik yang melaluinya. Sedangkan pada Push Button OFF apabila ditekan maka
akan memutuskan arus listrik yang melaluinya. Karena dua fungsi dalam satu unit
perpindahan dari ON dan OFF pergerakan saklar tersebut didalam konstruksinya
terdapat sebuah pegas atau spring
pemindah.
Pada
jenis Push Button Switch memiliki diameter
yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pada kotak panel yang akan
digunakan. Sebagai contoh kita perhatikan pada gambar konstruksi dan
spesifikasi dibawah ini.
1.2 Selector Switch
Selector switch berfungsi sebagai
saklar putar yang mengkondisikan keadaan
ON dan keadaan OFF. Berdasarkan kondisi putaran selector switch dibagi
menjadi dua. Pertama selector switch 2
posisi dan selector switch 3 posisi.
Selector
switch 2 posisi mengkondisikan dari keadaan OFF ke ON dengan cara memutar saklar tersebut. Selector switch
3 posisi mengkondisikan keadaan OFF pada posisi
tengah sedangkan untuk meng-ON-kan dengan cara memutar ke KIRI atau
KEKANAN.
Pada
jenis Selector Switch memiliki
diameter yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pada kotak panel yang
akan digunakan. Sebagai contoh kita perhatikan pada gambar konstruksi dan
spesifikasi dibawah ini.
1.3 Emergency Switch
Emergency
Switch
berfungsi sebagai saklar pemutus arus listrik yang terpusat. Pada konstruksinya
hampir sama dengan Push Button dengan perbedaan pada kepala tombol yang lebih
besar dan berbentuk seperti jamur.
Emergency switch ini memiliki pegas
didalamnya sehingga pada saat ditekan maka akan kembali keposisi semula.
Pada jenis
Emergency Switch memiliki diameter yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan
pada kotak panel yang akan digunakan. Sebagai contoh kita perhatikan pada
gambar konstruksi dan spesifikasi dibawah ini.
1.4 Emergency Reset
Pada Emergency Reset berfungsi sama dengan
Emergency Switch adalah sebagai saklar pemutus arus listrik yang terpusat.
Hanya saja perbedaanya apabila emergency reset ditekan maka konstruksi
mekaniknya akan tertahan atau mengunci
untuk kembali ke posisi semula. Untuk mengembalikan ke posisi semula dengan
cara memutar searah jarum jam atau
sesuai arah panah yang tergambar pada
parmukaan tombol emergency reset.
Pada jenis Emergency Switch memiliki diameter yang bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan pada kotak panel yang akan digunakan. Sebagai
contoh kita perhatikan pada gambar konstruksi dan spesifikasi dibawah ini.
2. Pilot Lamp
Pilot lamp berfungsi sebagai lampu indicator yang bekerja sesuai
kebutuhan. Lampu pilot memiliki warna – warna pada bagian tutup luar atau CAP, warna – warna ini memiliki arti tersendiri
yang biasa digunakan pada industri. Adapun arti dari warna – warna tersebut
adalah untuk warna Hijau mengindikasikan
rangkaian sedang bekerja atau kondisi ON,
warna merah mengindikasikan rangkaian
tidak bekerja atau kondisi OFF, warna
kuning mengindikasikan rangkaian
sedang mengalami gangguan, dan lain
sebagainya.
Lampu
ini memiliki tegangan yang dapat dipilih berdasarkan jenis type lampu tersebut.
Bebrapa jenis lampu dengan tegangan AC
ada yang menggunakan tranformator kecil
didalamnya ada yang langsung tanpa transformator. Apabila ada transformator
komponen ini memungkinkan untuk menurunkan tegangan sebelum memasuki lampu.
Untuk jenis – jenis tertentu dimungkinkan penggunaan tegangan DC. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu pijar dan adapula jenis LED (Light Emiting Dioda).
Pada jenis Pilot Lamp memiliki diameter yang
bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pada kotak panel yang akan digunakan.
Sebagai contoh kita perhatikan pada gambar konstruksi dan spesifikasi dibawah
ini.
3. Magnetic Contactor
(MC)
Kontaktor
merupakan elemen dasar dari rangkaian pengendali. Gambar 1 memperlihatkan
symbol umum dari magnetic contactor. Seperti terlihat pada gambar, jika
arus listrik mengalir pada koil elektromagnetis K1, maka besi kontak
akan akan tertarik dari NC ke NO dan sebaliknya.
Kontaktor
memiliki spesifikasi yang berbeda untuk tegangan kerja pada koilnya.
Sebagai contoh pada pembuatan Buku ini digunakan jenis MC dengan tegangan pada koil
220/380 Vac, untuk kontak utama maupun auxulary NO(Normally Open) dan
NC(Normally Close) digunakan tegangan 220 Vac. Untuk menghindari
kesalahan penggunaan Terminal biasanya MC juga dilengkapi dengan Keterangan Kontak pada Body MC
tersebut.
Diatas
merupakan suatu mekanisme kontaktor yang dapat dilihat bagian per bagian
menurut susunanya.
4. MCB (Miniature
Circuit Breaker)
Miniature Circuit
Breaker (MCB) dapat berfungsi sebagai pengaman tunggal atau sebagai pengaman
ganda. MCB yang berfungsi sebagai pengaman tunggal, didalamnya hanya terdapat
relay hubung singkat (Short Circuit Relay) yang bertindak sebagai pemutus
rangkaian apabila terjadi hubung singkat, lihat konstruksi MCB tunggal satu
kutub (satu fasa) pada gambar dibawah. MCB dibawah ini menggunakan jenis Merlin
Gerin.
5. Thermal Overload
(TOR)
Pada thermal overload
yang dibahas pada buku ini menggunakan merk MITSUBISHI dengan type TH – N20 9
A. Alat ini berfungsi sebagai pengaman motor listrik jika terjadi panas
berlebih maka terminal – terminal penghubung akan membengkok sehingga aliran
arus listrik akan terputus. Pemasangan alat ini biasanya dihubungkan langsung
pada terminal kontaktor bagian kontak utamanya.
------------------------------
RANGKAIAN ON
------------------------------
------------------------------
2.1 Pengertian Rangkaian ON
Rangkaian
ON merupakan rangkaian yang bekerja jika saklar ditekan maka indicator kerja
(Lampu Pilot) akan menyala.
Rangkaian ini terdiri atas komponen MCB, Push button, Kontaktor, dan lampu pilot. Perakitan dilaksanakan dengan safety prioritas pada MCB. Selanjutnya untuk membuat perencanaan gambar pelaksanaan dimulai dari gambar wiring single line nya. Urutkan dan berikan notasi angka untuk mempermudah dalam pelaksanaan membuat gambar pelaksanaan kerja. Susunan dimulai dari angka 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10, dan seterusnya.
2.2 Analisa Kerja Rangkaian ON
Kondisi awal MCB OFF status seluruh rangkaian tidak bekerja karena belum dialiri arus listrik. MCB di ON-kan atau status 1. Maka aliran listrik masuk dan standby di notasi 2-3 dan 7. Pada saat PB ON 1 ditekan, aliran listrik mengalir ke koil kontaktor K-1 (notasi 3 menuju 4-5). Anak kontak / Auxulary Contact K1.1 (notasi 7 menuju 8-9) berstatus ON sehingga lampu indikator L-1 ON. Pada saat PB ON-1 dilepas maka aliran listrik terputus dan kembali ke status OFF, aliran listrik stand by di notasi 2-3 dan 7. Untuk lebih mudah pemahaman maka dibuat time chart (diagram pewaktu) sebagai penjelasan secara menyeluruh.
1. Automatic Main Failure Using Programmable Logic Controller, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. By Robiansyah tahun 2003.
2. Rangkaian Dasar Pengendali. Universitas Negeri Surabaya. By Robiansyah tahun 2005.
3. Instalasi Tenaga Listrik. Balai Latihan Kerja Profesi dan Instruktur. By Robiansyah tahun 2000.
------------------------------
RANGKAIAN OFF
------------------------------
------------------------------
3.1 Pengertian Rangkaian OFF
Rangkaian OFF merupakan rangkaian yang bekerja jika saklar ditekan maka indicator kerja (Lampu Pilot) akan mati, kondisi awal lampu sudah menyala.
Rangkaian ini terdiri atas komponen MCB, Push button, Kontaktor, dan lampu pilot. Perakitan dilaksanakan dengan safety prioritas pada MCB. Selanjutnya untuk membuat perencanaan gambar pelaksanaan dimulai dari gambar wiring single line nya. Urutkan dan berikan notasi angka untuk mempermudah dalam pelaksanaan membuat gambar pelaksanaan kerja. Susunan dimulai dari angka 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10, dan seterusnya.
2.2 Analisa Kerja Rangkaian OFF
Kondisi awal MCB OFF status seluruh rangkaian tidak bekerja karena belum dialiri arus listrik. MCB di ON-kan atau status 1. Maka aliran listrik masuk dan standby di notasi 2-3 dan 7. Pada kontak NC (notasi 7-8) aliran listrik dilanjutkan menuju lampu indikator L1 (notasi 8-9), dan lampu tersebut berstatus ON. Pada saat PB ON 1 ditekan, aliran listrik mengalir ke koil kontaktor K-1 (notasi 3 menuju 4-5). Anak kontak / Auxulary Contact K1.1 (notasi 7 menuju 8-9) berstatus OFF sehingga lampu indikator L-1 OFF. Pada saat PB ON-1 dilepas maka aliran listrik terputus di koil dan kontaktor kembali ke status OFF, kemudian lampu indikator kembali menyala status ON, aliran listrik stand by di notasi 2-3 dan aliran listrik 7-8-9 menyalakan L-1. Untuk lebih mudah pemahaman maka dibuat time chart (diagram pewaktu) sebagai penjelasan secara menyeluruh.
Referensi :1. Automatic Main Failure Using Programmable Logic Controller, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. By Robiansyah tahun 2003.
2. Rangkaian Dasar Pengendali. Universitas Negeri Surabaya. By Robiansyah tahun 2005.
3. Instalasi Tenaga Listrik. Balai Latihan Kerja Profesi dan Instruktur. By Robiansyah tahun 2000.
No comments:
Post a Comment