DASAR TEORI PEMAHAMAN
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
~~~~~~~~~~~~~
KLASIFIKASI ALAT UKUR LISTRIK
A.
Klasifikasi Alat Ukur Listrik Berdasarkan Sistem Kerjanya
Berdasarkan sistem kerjanya alat ukur
listrik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu alat ukur
penunjuk (Indicating
Instruments),
alat ukur pencatat (Recording Instruments), dan
alat ukur penjumlah (Integrating
Instruments).
1.Alat
Ukur Penunjuk (Indicating
Instruments)
Alat ukur penunjuk adalah alat
ukur yang langsung menunjukkan besaran yang diukur, biasanya
menggunakan jarum penunjuk. Tetapi sekarang ada pula yang tidak menggunakan jarum penunjuk
yaitu alat ukur digital. Banyak alat ukur yang termasuk kategori ini, misalnya Voltmeter,
Amperemeter.
2.Alat
Ukur Pencatat (Recording
Instruments)
Alat Ukur Pencatat adalah alat ukur
yang mencatat secara terus menerus besaran yang diukur selama
periode waktu yang ditentukan. Pada alat ini terdapat pena dan gulungan kertas yang berputar.
Pena tersebut akan bergerak sebanding dengan besaran listrik yang diukur sehingga
perubahannya tercatat secara kontinyu. Sebagai contoh adalah recording
voltmeter yang terdapat pada gardu induk
yang mencatat fluktuasi tegangan yang terjadi.
3.Alat
Ukur Penjumlah (Integrating
Instruments)
Alat ukur penjumlah adalah alat ukur
yang mengukur jumlah total energi listrik yang dikonsumsi
oleh suatu rangkaian dalam periode waktu tertentu. Energi yang diukur ini sebenarnya
merupakan perkalian antara daya aktif dengan waktu. Kilo Watt Hour meter (kWh meter)
merupakan contoh dari alat ukur jenis ini.
B. Klasifikasi
alat ukur listrik berdasarkan prinsip kerja
Menurut
prinsip kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC).
2. Alat ukur besi putar.
3. Alat ukur elektro dinamis.
4. Alat ukur elektro statis.
5. Alat ukur induksi.
6. Alat ukur berdasarkan efek panas.
1. Alat
ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar adalah alat
pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu kumparan
listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Alat
ukur jenis ini tidak terpengaruh magnet luar, karena telah memiliki medan magnet yang
kuat terbuat dari logam alnico yang berbentuk U. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan
menyebabakan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang
dipakai untuk arus searah.
Gambar. Prinsip Kerja Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur ini konstruksinya
terdiri dari sebuah kumparan (coil)
yang dapat bergerak atau berputar bebas yang
ditempatkan dalam medan magnet permanen. Jarum penunjuk diletakkan
pada kumparan putarnya. Konstruksi alat
ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan
inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol (Gambar 8.13). Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetik sesuai persamaan :
Dari persamaan di atas, komponen B, A dan N adalah konstan,
sehingga torsi berbanding
lurus dengan arus mengalir ke kumparan putar. Data alat ukur kumparan putar dengan dimensi 31/2 in, arus 1 mA, simpangan skala penuh 100
derajat memiliki A : 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2 Wb/m2, N: 84 lilit, T : 2,92 × 10–6 Nm R
kumparan putar: 88Ω, disipasi daya: 88 μW.
Untuk
pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan,
yaitu diode bridge sebagai penyearah AC ke DC.
Gambar. Meter kumparan putar dengan diode penyearah
Tahanan seri RV untuk mendrop tegangan
sehingga batas ukur dan skala pukuran sesuai. Sehingga tahanan
total RT = RV + R. Multimeter menggunakan kumparan putar
sebagai penggerak jarum penunjuknya.
2. Alat ukur besi putar
Alat
ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut juga sistem elektromagnet
adalah sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi yang
berputar. Konstruksi dari alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi
lunak mudah mengalami demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara
kumparan tetap dimana besi lunak yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap
sedang besi lunak yang lain berhubungan dengan
sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas.
Gambar. Prinsip kerja besi putar
Cara
kerja :
Bila
ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan
magnet yang mengakibatkan kedua besi
lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan
besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutubkutub yang
sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang
lewat pada kumparan.
Alat
ukur jenis besi putar mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah
maupun bolak balik.
- Mempunyai ketelitian yang rendah.
- Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
- Sederhana dan kuat dalam konstruksi
3. Alat ukur elektrodinamik
Konstruksi
terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh
kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu
sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan
tersebut terhubung seri atau pararel.
Gambar
Disamping. Prinsip
kerja elektrodinamik
Alat ukur elektrode memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang dipasang, dan belitan kawat
tegangan sebagai kumparan putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk. Interaksi
medan magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan jarum penunjuk
sebanding dengan daya yang dipakai beban:
P
= V · I · cos θ
Alat
ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
-
Dapat digunakan pada pengukuran arus listrik bolak-balik maupun searah
-
Mempunyai ketelitian yang tinggi
-
Pemakaian dayanya tinggi
-
Biasa digunakan pada Wattmeter
4. Alat ukur elektrostatis
Alat
ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara
dua elektroda yang mempunyai beda potensial.
Gambar. Prinsip
kerja elektrostatis
Cara
kerja :
Bila
tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda
berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar
yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan
skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda
putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua
keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat
ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi.
5. Alat ukur Induksi
Alat
ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua
buah kumparan
tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh. Disamping
itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.
Gambar Disamping. Prinsip
kerja induksi.
Cara
Kerja :
Bila
kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik
sehingga menimbulkan
arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga
interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan
logam.
Alat
ukur jenis induksi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
-
Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
-
Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
-
Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
-
Menyerap daya yang besar
-
Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik
6.
Alat ukur kawat panas
Alat ukur kawat panas ini terdiri dari
sebuah kawat lurus yang panjang yang terdiri dari campuran logam
platina dan iridium, yang bekerja dengan memanfaatkan konsep pemuaian.
Cara kerja :
Jika sepotong kawat logam
dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas, oleh
sebab itu akan memuai (menjadi lebih panjang). Pemuaian tersebut digunakan
untuk mengerakkan
jarum petunjuk. Pada gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari
logam platina dan iridium yang direntangkan pada A-B, pada waktu tidak ada arus
(i
=
0) jarum petunjuk tepat di angka
0.
Jika kita alirkan arus searah dari A ke B sehingga kawat A – B menjadi
memuai dan lebih panjang, ternyata jarum tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan.
Hal ini disebabkan karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas sehingga
memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut mengalir dari A – B maupun dari B ke A
jarum tetap menyimpang kearah kanan.
C.Klasifikasi
Alat Ukur Berdasarkan Sistem Pengukuran
1.
Alat Ukur Analog
Alat ukur listrik analog
merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang
saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan
kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum
penunjuk.
Gambar Disamping. Komponen
alat ukur listrik analog
Mekanik pengatur jarum penunjuk
merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur
kekencangannya (Gambar 3.9). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum
akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada
skala nol meter.
Gambar. Dudukan
poros jarum penunjuk
Alat
ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara
bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran.
Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan.
Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah
sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara (Gambar3.10). Pada
meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi
putar seperti
meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Bentuk skala memanjang saat kini
jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran banyak
dipakai untuk alat ukur voltmeter dan ampermeter pada panel meter.
Gambar. Jenis skala meter analog
2. Alat Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak
dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah
dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan
beberapa pengukuran untuk arus miliamper,
temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik
mW sampai kapasitansi nF.
Gambar. Tampilan
penunjukan digital
Pada
dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat
ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal
analog, analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital
(Gambar. Tampilan Penunjuk DIgital). Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena
tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat
input.
Sinyal input analog yang sudah
diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan
(ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan program
tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display
digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis,
yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar disamping). Sinyal digital
terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak
bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.
______________________________________
_________________________________
____________________________
____________________
____________
Cara
Kerja Multitester
Alat ukur
multitester merupakan suatu alat yang didalam pengoperasian alat tersebut
terdapat multi atau lebih dari satu besaran yang dapat diukur. Adapun besaran
yang biasa terdapat dalam alat ukur multitester adalah Voltmeter, Ampermeter,
Ohm meter, dan besaran lainya yang bisa diintegrasikan kedalam alat tersebut.
Multitester memiliki dua jenis tampilan pembacaan, multitester Analog dan
multitester Digital. Pada multitester analog display pembacaan menggunakan
jarum sedangkan untuk multitester digital pada display pembacaan menggunakan
angka yang langsung dapat dibaca.
Voltmeter memiliki
dua jenis pengukuran, voltmeter untuk arus listrik searah dan voltmeter listrik
arus bolak – balik. Prinsip dasar penggunaanya mudah dilakukan hanya saja yang
perlu diperhatikan adalah penggunaan voltmeter untuk mengukur arus searah.
Polaritas probe harus diperhatikan, pada probe warna merah mewakili kutub
positif sedangkan probe warna hitam untuk kutub negatif.
1.
Display
berfungsi untuk menunjukan hasil pengukuran.
2.
Range
Selector berfungsi untuk memilih jenis besaran yang akan diukur.
3. Probe
berfungsi untuk menghantarkan nilai beban ke alat ukur.
Cara Kerja Wattmeter
Daya
listrik diukur dengan menggunakan alat wattmeter. Ala ini adalah jenis
elektrodynamik. Terdiri atas sepasang kumparan tetap, yang dikenal dengan
sebutan kumparan arus, dan sebuah kumparan yang dapat bergerak disebut dengan
kumparan potensial. Kumparan tetap dibuat oleh beberapa lilitan secara
komparatif konduktor yang besar. Kumparan potensial terdiri atas banyak lilitan
kawat. Lilitan ini dipasangkan pada sebuah shaft, dibawa didalam bearing, jadi
dapat dililitkan diluar kumparan stasioneri. Kumparan yang dapat bergerak
membawa sebuah jarum yang bergerak diatas skala pembacaan yang tepat. Pir
kumparan spiral memegang jarum pada posisi nol. Kumparan arus (kumparan
stasionary) pada wattmeter dihubungkan seri dengan sebuah rangkaian (beban),
dan kumparan potensial (kumparan yang bergerak) dihubungkan lurus segaris. Pada
saat garis arus mengalir melalui kumparan arus pada wattmeter, medan diatur
mengelilingi kumparan.
Kekuatan medan ini proporsional pada garis arus dan
didalam phasa yang bersamanya. Kumparan potensial wattmeter pada umumnya
memiliki resistor dengan nilai resistansi yang tinggi dihubungkan secara seri.
Hal ini bertujuan untuk membuat rangkaian kumparan potensial, arus adalah
proporsional dan didalam phasa dengan tegangan jala – jala.
Gaya
penggerak wattmeter berasal dari medan kumparan arus dan medan kumparan
potensial. Gaya bereaksi di kumparan bergerak pada beberapa saat (tergantung pada
putaran) proporsional mempunyai nilai saat itu juga pada arus jala – jala dan
tegangan.
Wattmeter terdiri
atas dua rangkaian, salah satu akan menyebabkan kerusakan jika arus terlalu
banyak melaluinya. Kenyataan ini akan diutamakan menekankan didalam
permasalahan wattmeter, karena pembacaan alat tidak menyediakan informasi ke
pengguna bahwa kumparan telah menjadi sangat panas. Jika
sebuah ampermeter atau voltmeter kelebihan beban, pointer akan menunjukan
melebihi batas atas dari skala.
Didalam
wattmeter, kedua arus dan rangkaian potensial dapat membawa seperti sebuah
kelebihan beban yang isolasinya terbakar, dan masih pointer mungkin hanya
bagian dari skala. Hal ini dikarenakan posisi pointer tergantung pada factor
daya rangkaian sebaik pada tegangan dan arus. Jadi, sebuah factor daya yang
rendah pada rangkaian akan memberikan pembacaan yang sangat rendah pada
wattmeter walaupun ketika arus dan rangkaian potensial diberikan batas keamanan
maksimum. Nilai keamanan ini pada umumnya diberikan pada alat. Sebuah wattmeter
selalu dengan jelas dinilai, tidak dalam watt tetapi dalam volt dan amper.
CARA PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Tegangan Listrik Arus DC dan Arus AC
a. Alat : Digital Voltmeter DC / AC
b. Langkah Kerja Voltmeter DC :
alat ukur.
2) Arahkan
selector
ke posisi
Volt DC .
3)Gunakan
probe
warna
merah
untuk
memeriksa bagian rangkaian yang memiliki polaritas positif (+).
4)Gunakan probe warna hitam untuk memeriksa bagian rangkaian
yang memiliki polaritas negative (-).
5) Jika polaritas terbalik maka pembacaan akan berharga negative (-).
6) Baca hasil pengukuran dan catat.
7) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran tegangan
bateray 9 Volt DC.
c. Langkah Kerja Voltmeter AC:
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan selector ke posisi Volt AC.
3) Posisi probe tidak perlu memperhatikan kutub polaritas, boleh
terbalik posisinya.
4) Baca hasil pengukuran dan catat
5) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar disamping.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran stop kontak tegangan listrik PLN sebesar 220 volt AC.
Pada multitester
terdapat besaran Amper, pada besaran ini memungkinkan multitester dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran arus listrik pada beban. Ada dua jenis arus listrik yaitu arus listrik
bolak – balik atau AC dan arus listrik searah atau DC. Ada dua metode yang digunakan pada
pemeriksaan arus listrik. Metode pertama multitester digunakan sebagai jembatan
sehingga arus listrik mengalir melalui satu rangkaian tertutup.
Arus
yang mengalir pada beban keluar masuk
melalui perantara alat ukur tersebut. Pada metode kedua menggunakan clamp atau
penjepit. Rangkaian listrik yang tertutup cukup dijepitkan clamp meter tersebut
pada bagian yang akan diukur arus listriknya, biasanya pada kabel yang menuju
beban.
Pada clamp meter pada alat penjepitnya merupakan trafo CT (Current
Transformator). Trafo ini biasa digunakan sebagai pengukuran arus listrik pada
panel – panel listrik. pembacaan dapat langsung dilakukan pada panel tanpa
harus membawa alat ukur terpisah.
d.
Langkah Kerja Ampermeter DC:
Metoda Pertama Menggunakan Clamp Meter Amper Meter DC
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter DC .
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil
pengukuran dan catat.
5) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada mesin DC.
Metoda Kedua Menggunakan Multitester Amper Meter DC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter DC .
3) Posisikan probe
positif (+) ke beban.
4)Dari beban arahkan konektor atau kabel menuju sumber
listrik pada kutub positif (+).
5) Pada sumber listrik
negative (-) pasang probe negative (-).
6) Baca hasil
pengukuran dan catat.
7)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada gambar diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada lampu pijar.
e. Langkah Kerja
Ampermeter AC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter AC.
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil
pengukuran dan catat.
5)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik AC pada mesin AC 3
fasa.
Contoh Penggunaan Tang Ampermeter AC
f. Langkah Kerja
Wattmeter
1) Masukan kabel fasa
input 380 Vac pada masing – masing fasa R, S, T diterminal wattmeter.
2) Hubungkan terminal
fasa output 380 Vac menuju beban fasa R, S, T. Sebagai contoh beban yang
digunakan adalah motor AC 3 fasa.
3) Untuk lebih jelasnya
perhatikan ilustrasi pada gambar.
KLASIFIKASI ALAT UKUR LISTRIK
A.
Klasifikasi Alat Ukur Listrik Berdasarkan Sistem Kerjanya
Berdasarkan sistem kerjanya alat ukur
listrik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu alat ukur
penunjuk (Indicating
Instruments),
alat ukur pencatat (Recording Instruments), dan
alat ukur penjumlah (Integrating
Instruments).
1.Alat
Ukur Penunjuk (Indicating
Instruments)
Alat ukur penunjuk adalah alat
ukur yang langsung menunjukkan besaran yang diukur, biasanya
menggunakan jarum penunjuk. Tetapi sekarang ada pula yang tidak menggunakan jarum penunjuk
yaitu alat ukur digital. Banyak alat ukur yang termasuk kategori ini, misalnya Voltmeter,
Amperemeter.
2.Alat
Ukur Pencatat (Recording
Instruments)
Alat Ukur Pencatat adalah alat ukur
yang mencatat secara terus menerus besaran yang diukur selama
periode waktu yang ditentukan. Pada alat ini terdapat pena dan gulungan kertas yang berputar.
Pena tersebut akan bergerak sebanding dengan besaran listrik yang diukur sehingga
perubahannya tercatat secara kontinyu. Sebagai contoh adalah recording
voltmeter yang terdapat pada gardu induk
yang mencatat fluktuasi tegangan yang terjadi.
3.Alat Ukur Penjumlah (Integrating Instruments)
Alat ukur penjumlah adalah alat ukur yang mengukur jumlah total energi listrik yang dikonsumsi oleh suatu rangkaian dalam periode waktu tertentu. Energi yang diukur ini sebenarnya merupakan perkalian antara daya aktif dengan waktu. Kilo Watt Hour meter (kWh meter) merupakan contoh dari alat ukur jenis ini.
3.Alat Ukur Penjumlah (Integrating Instruments)
Alat ukur penjumlah adalah alat ukur yang mengukur jumlah total energi listrik yang dikonsumsi oleh suatu rangkaian dalam periode waktu tertentu. Energi yang diukur ini sebenarnya merupakan perkalian antara daya aktif dengan waktu. Kilo Watt Hour meter (kWh meter) merupakan contoh dari alat ukur jenis ini.
B. Klasifikasi
alat ukur listrik berdasarkan prinsip kerja
Menurut
prinsip kerja dan konstruksi dari pada alat ukur listrik dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC).
2. Alat ukur besi putar.
3. Alat ukur elektro dinamis.
4. Alat ukur elektro statis.
5. Alat ukur induksi.
6. Alat ukur berdasarkan efek panas.
1. Alat ukur kumparan putar magnet permanen (PMMC).
2. Alat ukur besi putar.
3. Alat ukur elektro dinamis.
4. Alat ukur elektro statis.
5. Alat ukur induksi.
6. Alat ukur berdasarkan efek panas.
1. Alat
ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar adalah alat
pengukur yang bekerja atas dasar adanya suatu kumparan
listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Alat
ukur jenis ini tidak terpengaruh magnet luar, karena telah memiliki medan magnet yang
kuat terbuat dari logam alnico yang berbentuk U. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan
menyebabakan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang
dipakai untuk arus searah.
Gambar. Prinsip Kerja Alat Ukur Kumparan Putar
Alat ukur ini konstruksinya terdiri dari sebuah kumparan (coil) yang dapat bergerak atau berputar bebas yang ditempatkan dalam medan magnet permanen. Jarum penunjuk diletakkan pada kumparan putarnya. Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol (Gambar 8.13). Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetik sesuai persamaan :
Dari persamaan di atas, komponen B, A dan N adalah konstan,
sehingga torsi berbanding
lurus dengan arus mengalir ke kumparan putar. Data alat ukur kumparan putar dengan dimensi 31/2 in, arus 1 mA, simpangan skala penuh 100
derajat memiliki A : 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2 Wb/m2, N: 84 lilit, T : 2,92 × 10–6 Nm R
kumparan putar: 88Ω, disipasi daya: 88 μW.
Untuk pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode bridge sebagai penyearah AC ke DC.
Untuk pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode bridge sebagai penyearah AC ke DC.
Gambar. Meter kumparan putar dengan diode penyearah
Tahanan seri RV untuk mendrop tegangan
sehingga batas ukur dan skala pukuran sesuai. Sehingga tahanan
total RT = RV + R. Multimeter menggunakan kumparan putar
sebagai penggerak jarum penunjuknya.
2. Alat ukur besi putar
Alat
ukur dengan prinsip kerja besi putar atau disebut juga sistem elektromagnet
adalah sesuatu alat ukur yang mempunyai kumparan tetap dan besi yang
berputar. Konstruksi dari alat ukur ini terdiri dari kumparan tetap dan sepasang besi
lunak mudah mengalami demagnetisasi, besi lunak tersebut ditempatkan dalam ruang antara
kumparan tetap dimana besi lunak yang satu ditempatkan menempel dengan kumparan tetap
sedang besi lunak yang lain berhubungan dengan
sumbu as dari jarum penunjuk sehingga dapat berputar/bergerak bebas.
Gambar. Prinsip kerja besi putar
Cara
kerja :
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutubkutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan.
Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi dan bersifat sebagai magnet permanen. Pasangan besi lunak tersebut mempunyai sepasang kutub yang sama sehingga kutubkutub yang sejenis akan tolak menolak dan besarnya penyimpangan tergantung dari besarnya arus yang lewat pada kumparan.
Alat
ukur jenis besi putar mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah maupun bolak balik.
- Dapat digunakan untuk pengukuran arus searah maupun bolak balik.
- Mempunyai ketelitian yang rendah.
- Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
- Sederhana dan kuat dalam konstruksi
- Untuk mengukur arus yang sedang dan besar.
- Sederhana dan kuat dalam konstruksi
3. Alat ukur elektrodinamik
Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Konstruksi terdiri dari kumparan putar dan kumparan tetap, medan magnet dibangkitkan oleh kumparan tetap yang mempunyai bagian dua gulungan yang dipasang pararel satu sama lain sedang rangkaian elektrisnya dari kedua kumparan tersebut terhubung seri atau pararel.
Gambar
Disamping. Prinsip
kerja elektrodinamik
Alat ukur elektrode memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang dipasang, dan belitan kawat
tegangan sebagai kumparan putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk. Interaksi
medan magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan jarum penunjuk
sebanding dengan daya yang dipakai beban:
P
= V · I · cos θ
Alat ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
Alat ukur elektrodinamik memiliki karakterustik sebagai berikut:
-
Dapat digunakan pada pengukuran arus listrik bolak-balik maupun searah
- Mempunyai ketelitian yang tinggi
- Pemakaian dayanya tinggi
- Biasa digunakan pada Wattmeter
- Mempunyai ketelitian yang tinggi
- Pemakaian dayanya tinggi
- Biasa digunakan pada Wattmeter
4. Alat ukur elektrostatis
Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara dua elektroda yang mempunyai beda potensial.
Alat ukur ini bekerja atas dasar gaya elektrostatis sebagai akibat interaksi antara dua elektroda yang mempunyai beda potensial.
Gambar. Prinsip
kerja elektrostatis
Cara
kerja :
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi.
Bila tegangan yang akan diukur ditempatkan diantara elektroda tetap dan elektroda berputar maka pada elektroda putar akan mendapatkan momen putar yang sebanding dengan V2 elektroda ini dibuat sedemikian sehingga didapatkan skala rata. Momen yang menyebabkan elektroda putar bergerak didapat dari medan elektrostatis yang terjadi diantara kedua keping elektroda yang berttindak sebagai kondensator. Alat ukur ini untuk mengukur tegangan yang tinggi.
5. Alat ukur Induksi
Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh. Disamping itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.
Alat ukur ini terdiri dari piringan logam yang dapat berputar pada porosnya dan dua buah kumparan tetap. Alat ukur induksi memiliki sistem perputaran sederhana dan kokoh. Disamping itu,mudah untuk dibuat sebagai alat ukur sengan sudut penunjukkan yang lebar.
Gambar Disamping. Prinsip
kerja induksi.
Cara
Kerja :
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam.
Bila kumparan induksi dilalui arus maka akan timbul medan magnet bolak-balik sehingga menimbulkan arus putar pada piringan logam dan akan membangkitkan pula medan magnet sehingga interkasi kedua medan magnet ini akan menimbulkan momen putar/gerak pada piringan logam.
Alat
ukur jenis induksi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
- Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
- Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
- Menyerap daya yang besar
- Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik
- Mempunyai konstruksi yang sederhana dan kokoh
- Mudah dibuat dengan skala pembacaan yang lebar
- Tidak terlalu berpengaruh oleh medan magnet luar
- Menyerap daya yang besar
- Hanya dapat digunakan pada pengukuran arus bolak-balik
6.
Alat ukur kawat panas
Alat ukur kawat panas ini terdiri dari
sebuah kawat lurus yang panjang yang terdiri dari campuran logam
platina dan iridium, yang bekerja dengan memanfaatkan konsep pemuaian.
Cara kerja :
Jika sepotong kawat logam
dialiri arus listrik yang cukup besar, kawat tersebut akan menjadi panas, oleh
sebab itu akan memuai (menjadi lebih panjang). Pemuaian tersebut digunakan
untuk mengerakkan
jarum petunjuk. Pada gambar berikut terlihat sepotong kawat logam campuran dari
logam platina dan iridium yang direntangkan pada A-B, pada waktu tidak ada arus
(i
=
0) jarum petunjuk tepat di angka
0.
Jika kita alirkan arus searah dari A ke B sehingga kawat A – B menjadi
memuai dan lebih panjang, ternyata jarum tidak menunjuk 0, tetapi menyimpang kearah kanan.
Hal ini disebabkan karena kawat A – B menjadi lebih panjang dan ditarik oleh pegas sehingga
memutar poros jarum. Baik arus searah tersebut mengalir dari A – B maupun dari B ke A
jarum tetap menyimpang kearah kanan.
C.Klasifikasi
Alat Ukur Berdasarkan Sistem Pengukuran
1.
Alat Ukur Analog
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk.
Gambar Disamping. Komponen
alat ukur listrik analog
Mekanik pengatur jarum penunjuk merupakan dudukan poros kumparan putar yang diatur kekencangannya (Gambar 3.9). Jika terlalu kencang jarum akan terhambat, jika terlalu kendor jarum akan mudah goncang. Pengaturan jarum penunjuk sekaligus untuk memposisikan jarum pada skala nol meter.
Gambar. Dudukan
poros jarum penunjuk
Alat ukur analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi begitu mendapat sinyal listrik. Cara bereaksi jarum penunjuk ada yang menyimpang dulu baru menunjukkan angka pengukuran. Atau jarum penunjuk bergerak ke angka penunjukan perlahan-lahan tanpa ada penyimpangan. Untuk itu digunakan peredam mekanik berupa pegas yang terpasang pada poros jarum atau bilah sebagai penahan gerakan jarum berupa bilah dalam ruang udara (Gambar3.10). Pada meter dengan kelas industri baik dari jenis kumparan putar maupun jenis besi putar seperti meter yang dipasang pada panel meter banyak dipakai peredam jenis pegas.
Bentuk skala memanjang saat kini
jarang ditemukan. Bentuk skala melingkar dan skala kuadran banyak
dipakai untuk alat ukur voltmeter dan ampermeter pada panel meter.
Gambar. Jenis skala meter analog
2. Alat Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF.
Gambar. Tampilan
penunjukan digital
Pada
dasarnya data /informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat
ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal
analog, analog to digital converter, mikroprosesor, alat cetak, dan display digital
(Gambar. Tampilan Penunjuk DIgital). Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena
tegangan masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat
input.
Sinyal input analog yang sudah
diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan
(ADC) analog to digital akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan program
tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi
digital ditampilkan dalam display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display
digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis,
yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7 (Gambar disamping). Sinyal digital
terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak
bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.
______________________________________
_________________________________
____________________________
____________________
____________
Cara
Kerja Multitester
Alat ukur
multitester merupakan suatu alat yang didalam pengoperasian alat tersebut
terdapat multi atau lebih dari satu besaran yang dapat diukur. Adapun besaran
yang biasa terdapat dalam alat ukur multitester adalah Voltmeter, Ampermeter,
Ohm meter, dan besaran lainya yang bisa diintegrasikan kedalam alat tersebut.
Multitester memiliki dua jenis tampilan pembacaan, multitester Analog dan
multitester Digital. Pada multitester analog display pembacaan menggunakan
jarum sedangkan untuk multitester digital pada display pembacaan menggunakan
angka yang langsung dapat dibaca.
Voltmeter memiliki
dua jenis pengukuran, voltmeter untuk arus listrik searah dan voltmeter listrik
arus bolak – balik. Prinsip dasar penggunaanya mudah dilakukan hanya saja yang
perlu diperhatikan adalah penggunaan voltmeter untuk mengukur arus searah.
Polaritas probe harus diperhatikan, pada probe warna merah mewakili kutub
positif sedangkan probe warna hitam untuk kutub negatif.
1.
Display
berfungsi untuk menunjukan hasil pengukuran.
2.
Range
Selector berfungsi untuk memilih jenis besaran yang akan diukur.
3. Probe
berfungsi untuk menghantarkan nilai beban ke alat ukur.
Cara Kerja Wattmeter
Daya
listrik diukur dengan menggunakan alat wattmeter. Ala ini adalah jenis
elektrodynamik. Terdiri atas sepasang kumparan tetap, yang dikenal dengan
sebutan kumparan arus, dan sebuah kumparan yang dapat bergerak disebut dengan
kumparan potensial. Kumparan tetap dibuat oleh beberapa lilitan secara
komparatif konduktor yang besar. Kumparan potensial terdiri atas banyak lilitan
kawat. Lilitan ini dipasangkan pada sebuah shaft, dibawa didalam bearing, jadi
dapat dililitkan diluar kumparan stasioneri. Kumparan yang dapat bergerak
membawa sebuah jarum yang bergerak diatas skala pembacaan yang tepat. Pir
kumparan spiral memegang jarum pada posisi nol. Kumparan arus (kumparan
stasionary) pada wattmeter dihubungkan seri dengan sebuah rangkaian (beban),
dan kumparan potensial (kumparan yang bergerak) dihubungkan lurus segaris. Pada
saat garis arus mengalir melalui kumparan arus pada wattmeter, medan diatur
mengelilingi kumparan.
Kekuatan medan ini proporsional pada garis arus dan
didalam phasa yang bersamanya. Kumparan potensial wattmeter pada umumnya
memiliki resistor dengan nilai resistansi yang tinggi dihubungkan secara seri.
Hal ini bertujuan untuk membuat rangkaian kumparan potensial, arus adalah
proporsional dan didalam phasa dengan tegangan jala – jala.
Gaya
penggerak wattmeter berasal dari medan kumparan arus dan medan kumparan
potensial. Gaya bereaksi di kumparan bergerak pada beberapa saat (tergantung pada
putaran) proporsional mempunyai nilai saat itu juga pada arus jala – jala dan
tegangan.
Wattmeter terdiri
atas dua rangkaian, salah satu akan menyebabkan kerusakan jika arus terlalu
banyak melaluinya. Kenyataan ini akan diutamakan menekankan didalam
permasalahan wattmeter, karena pembacaan alat tidak menyediakan informasi ke
pengguna bahwa kumparan telah menjadi sangat panas. Jika
sebuah ampermeter atau voltmeter kelebihan beban, pointer akan menunjukan
melebihi batas atas dari skala.
Didalam
wattmeter, kedua arus dan rangkaian potensial dapat membawa seperti sebuah
kelebihan beban yang isolasinya terbakar, dan masih pointer mungkin hanya
bagian dari skala. Hal ini dikarenakan posisi pointer tergantung pada factor
daya rangkaian sebaik pada tegangan dan arus. Jadi, sebuah factor daya yang
rendah pada rangkaian akan memberikan pembacaan yang sangat rendah pada
wattmeter walaupun ketika arus dan rangkaian potensial diberikan batas keamanan
maksimum. Nilai keamanan ini pada umumnya diberikan pada alat. Sebuah wattmeter
selalu dengan jelas dinilai, tidak dalam watt tetapi dalam volt dan amper.
CARA PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Tegangan Listrik Arus DC dan Arus AC
a. Alat : Digital Voltmeter DC / AC
b. Langkah Kerja Voltmeter DC :
alat ukur.
2) Arahkan
selector
ke posisi
3)Gunakan
probe
warna
merah
untuk
memeriksa bagian rangkaian yang memiliki polaritas positif (+).
4)Gunakan probe warna hitam untuk memeriksa bagian rangkaian
yang memiliki polaritas negative (-).
5) Jika polaritas terbalik maka pembacaan akan berharga negative (-).
6) Baca hasil pengukuran dan catat.
7) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran tegangan
bateray 9 Volt DC.
c. Langkah Kerja Voltmeter AC:
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan selector ke posisi Volt AC.
3) Posisi probe tidak perlu memperhatikan kutub polaritas, boleh
terbalik posisinya.
4) Baca hasil pengukuran dan catat
5) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar disamping.
Pada gambar diatas diberikan contoh pengukuran stop kontak tegangan listrik PLN sebesar 220 volt AC.
Pada multitester terdapat besaran Amper, pada besaran ini memungkinkan multitester dapat digunakan untuk melakukan pengukuran arus listrik pada beban.
Arus
yang mengalir pada beban keluar masuk
melalui perantara alat ukur tersebut. Pada metode kedua menggunakan clamp atau
penjepit. Rangkaian listrik yang tertutup cukup dijepitkan clamp meter tersebut
pada bagian yang akan diukur arus listriknya, biasanya pada kabel yang menuju
beban.
Pada clamp meter pada alat penjepitnya merupakan trafo CT (Current Transformator). Trafo ini biasa digunakan sebagai pengukuran arus listrik pada panel – panel listrik. pembacaan dapat langsung dilakukan pada panel tanpa harus membawa alat ukur terpisah.
d. Langkah Kerja Ampermeter DC:
Metoda Pertama Menggunakan Clamp Meter Amper Meter DC
1) On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter DC .
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil
pengukuran dan catat.
5) Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada mesin DC.
Metoda Kedua Menggunakan Multitester Amper Meter DC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter DC .
3) Posisikan probe
positif (+) ke beban.
4)Dari beban arahkan konektor atau kabel menuju sumber
listrik pada kutub positif (+).
5) Pada sumber listrik
negative (-) pasang probe negative (-).
6) Baca hasil
pengukuran dan catat.
7)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada gambar diberikan contoh pengukuran arus listrik DC pada lampu pijar.
e. Langkah Kerja
Ampermeter AC
1)On-kan alat ukur.
2) Arahkan posisi
selector ke Ampermeter AC.
3) Kalungkan clam ke posisi kabel yang akan diukur arus
listriknya.
4) Baca hasil
pengukuran dan catat.
5)Untuk lebih jelas perhatikan pada gambar dibawah. Pada
gambar dibawah diberikan contoh pengukuran arus listrik AC pada mesin AC 3
fasa.
Contoh Penggunaan Tang Ampermeter AC
f. Langkah Kerja
Wattmeter
1) Masukan kabel fasa input 380 Vac pada masing – masing fasa R, S, T diterminal wattmeter.
2) Hubungkan terminal fasa output 380 Vac menuju beban fasa R, S, T. Sebagai contoh beban yang digunakan adalah motor AC 3 fasa.
3) Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi pada gambar.
1) Masukan kabel fasa input 380 Vac pada masing – masing fasa R, S, T diterminal wattmeter.
2) Hubungkan terminal fasa output 380 Vac menuju beban fasa R, S, T. Sebagai contoh beban yang digunakan adalah motor AC 3 fasa.
3) Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi pada gambar.